Anda mempunyai karya nukilan sendiri? Berminat untuk dipaparkan dan menjadi penulis jemputan di Warna Kaseh? Hantarkan karya anda di warnakaseh@gmail.com. Kami akan menerima semua genre penulisan dan juga bahasa.
ZINE SULUNG WARNA KASEH SUDAH BERADA DI PASARAN. HANYA DENGAN RM8, ANDA BOLEH MEMBACA 32 CERPEN TERBAIK PENULIS WARNA KASEH DI ZINE PILIHAN! JADI APA TUNGGU LAGI? TIADA CETAKAN KE-DUA UNTUK ZINE INI. BELILAH SEMENTARA MASIH ADA STOK.

UNTUK MEMBELI ZINE PILIHAN, ANDA BOLEH MERUJUK DI BAHAGIAN ZINE.

Thursday 17 October 2013

Doodle - Tetangga Menyebalkan

Bentakkan itu terdengar semakin keras, asalnya tak jauh dari sini. Entah apa yang sedang diributkan. Kadang disusul suara benda dibanting.  Kejadian terserbut terjadi pada suatu sore, di salah satu gang kompleks rumah, setengah jam sebelum adzan maghrib.  Banyak orang lalu-lalang di gang itu, mungkin mereka selesai bekerja, atau kegiatan lain yang mengharuskan mereka berada di luar rumah.

Bentakkan itu berasal dari seorang pria dan wanita di salah satu rumah warga di situ. Yang kutau, mereka menjadi suami-istri dan tinggal di sini sejak lama. Sepertinya mereka sedang meributkan masalah pribadi, lagi. Jarak teriakan mereka bahkan masih tedengar hingga lima rumah di sekitarnya. Lumayan keras untuk membangunkan bayi yang terlelap saat itu.

Warga yang ada di sekitar situ, walaupun tak sengaja, pasti mendengar teriakan tersebut. Ada seseorang yang baru pulang dari tempat usaha laundry-nya; seseorang yang baru selesai bekerja kuli bangunan; pengangguran yang beringsut keluar dari persembunyian, kembali berkumpul di perempatan jalan; seorang penjual mie ayam keliling mendekati mereka, menggodanya dengan aroma barang dagangannya. Mereka bersikap biasa saja , seolah tak terjadi apapun.

Sudah bertahun-tahun kami mengenal pasangan suami-istri itu. Bahkan kami sudah terbiasa dengan tabiat mereka. Walaupun demikian, aku tak habis pikir mereka tak belajar dari pengalaman yang sudah-sudah dan meributkan hal yang sama. Suami-istri itu tak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain tak pernah rukun, mereka pun merasa tak punya andil untuk ikut menjaga kenyamanan dan ketenangan lingkungan di situ.


Bagaimanapun juga, mereka tetaplah manusia. Sudah menjadi kodrat bahwa manusia tak ada yang sempurna. Ketidaktauan, ketidakpekaan, dan ketidakpedulian orang-orang seperti itu adalah hasil dari rentetan kebiasaan, kondisi lingkungan, dan berbagai pengalaman masa lalu; yang membentuk karakter setiap orang.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...